Saya cuma ada uang 50ribu bang di Kantong, ini juga dikasih sama orang tadi sore, kalau mau gimana kalau saya belikan Abang minuman saja, tapi tolong sisakan uangnya sedikit ya Bang, untuk saya menyebrang besok” uji ku. “Yaudah! Cepat sana beli minum kau! Kutunggu disini, tak balik kesini, awas kau!” bentak sang preman. Saya segera mengambil carrier dan mencari warung terdekat. Tak jauh, ternyata ada warung yang buka. Saya menghampiri warung itu, dan gawatnya, disana ada temen2 preman yang tadi. Saya kembali dipalak disana, tapi saya berkelit dengan alasan yang sama.
Lalu saya membeli minuman bir oplosan sebanyak 5 botol, dan ada sisa 15ribu. Saya segera kembali menuju halte dan memberikan minuman itu kepada para preman. “Hey kamu, sini ikut minum sama kami!” kata preman itu sambil tersenyum mabuk. Saya menolaknya dengan halus, karena saya bukan peminum dan saya tidak mau lagi membahayakan nyawa saya. Lalu saya segera pindah dari halte tersebut dan jalan kaki dalam kegelapan malam sejauh mungkin sekitar 1,5km. Tuhan memberikan saya petunjuk. Saya menemukan sebuah masjid dan berkenalan dengan seorang Marbot disana. “Memang disana kalau malam rawan dek, hati2.” . Saya hanya tersenyum kecut dan bersyukur, saya selamat dari kejadian itu.
Pelajaran yang dapat dipetik : Serius, bukan sembarang tempat umum yang bisa temen2 nginepin. Saya sama sekali ga merekomendasikan halte karena pengalaman buruk saya ini. Lebih baik kalian cari warung atau tempat yang lebih ramai. Selalu lakukan tips yang saya gunakan, simpan barang berharga di carrier, dan siapkan uang untuk mengecoh para preman. Kita ga akan pernah tau, kan? Selalu berdoa kepada Tuhan, karena dari Nya lah takdir kita kembali. Cukup saya yang mengalami kejadian ini. Dan cukup saya ga akan pernah lagi tidur di halte.
Lebih baik berhati – hati karena masih mending jika harta benda yang hilang. Kita tidak pernah tahu jika suatu saat ada orang yang nekat merenggut nyawa demi mendapatkan apa yang dia inginkan.