Kami ingin membagi informasi-informasi penting mengenai tumbuh kembang anak yang wajib orang tua ketahui, terutama tentang seksualitas pada anak. Penting sekali untuk orang tua mengawasi dan mengajari soal seks pada anak, agar seks pada anak dapat terarah sejak kecil. Karena inilah umur rentan terjadinya pelecehan seksual, kekerasan seksual dan seks bebas pada anak.
Ajarkan Edukasi Seksual Pada Anak
Pada anak terutama sekitar umur 9-15 tahun adalah usia dimana anak mengalami pubertas. Usia ini adalah usia yang tepat untuk dimana orang tua mulai mengajarkan tentang seksual pada anak. Di usia ini, orang tua sudah bisa mengarahkan anak tentang apa sih seks itu. Bagaimana mengendalikan atau mengarahkan seksual pada anak, misalnya ada saat-saat dimana ada sesuatu yang mengakibatkan anak merasa terangsang. Sebagai orang tua, kalian coba menjelaskan lebih spesifik soal terangsang, apa ini hal yang wajar, dan bagaimana cara mengatasi, dan merespon akan perasaan terangsang ini.
Karena pendidikan seksual paling baik di ajarkan oleh orang tuanya sendiri atau pada ahli di bidangnya. Apalagi sekarang banyak cara anak bisa mendapatkan atau mengeksplore sesuatu, dengan adanya internet, makin gampang anak mendapatkan sesuatu, dan tidak selamanya kegiatan anak di luar dapat dipantau atau diawasi langsung oleh orang tua. Makanya ada baiknya orang tua siapkan waktu lebih untuk mengajarkan anak tentang seks edukasi.
Bagaimana Cara Memantau Atau Mengawasi Perkembangan Seksualitas Pada Anak?
Pasangan orang tua bisa mulai berdiskusi dengan pasangan masing-masing, cari cara atau buat kesepakatan bagaimana cara mengajarkan tentang seksual pada anak, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak. Karena tiap orang ada kadar toleran yang berbeda-beda. Jadi penting untuk ada kesepakatan terlebih dahulu antara pasangan suami istri untuk bagaimana mengajarkan edukasi seksual pada anak, dan batasan-batasan apa saja yang harus dibuat untuk anak.
Penting mengarahkan dan mengawasi perkembangan seksual pada anak. Karena di usia puber anak, adalah usia dimana anak-anak senang untuk mengeksplore. Mencari tahu dan mencoba hal baru. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua:
- Bangun hubungan komunikasi yang baik dengan anak. Luangkan waktu untuk mengobrol dengan anak baik tentang hal apa pun. Ini dapat menumbuhkan rasa nyaman, aman dan percaya anak pada orang tua.
- Pahami mood anak, cara berpikir anak, sesuaikan komunikasi yang sesuai dengan anak umur atau kapasitas anak anda berkomunikasi. Tingkat pemahaman tiap anak dalam menerima atau mengembangkan suatu informasi itu berbeda-beda. Jadi orang tua wajib menyesuaikan kapasitas pehaman anak anda. Tau kapan informasi A bisa disampaikan, kapan informasi B dapat disampaikan.
- Jangan marah jika anak melakukan kesalahan yang tidak dia pahami. Marah boleh tapi ada batasnya, sekedarnya saja. Lebih ke mengarahkan pada anak, bahwa ini salah, lain kali jangan lakukan ini. Agar anak bisa merasa aman, sehingga saat dia merasa melakukan hal keliru atau merasa ada yang tidak sesuai dia tidak ragu akan sampaikan kepada anda sebagai orang tua. Dia berani dan mau bersikap terbuka pada anda.
- Ajarkan mengenai tanggung jawab. Risiko jika anak berbuat A atau B. Berpikir sebelum bertindak.
Jangan Ragu Menceritakan Tentang Masa Lalu Anda
Orang tua bisa memulai menceritakan tentang masa lalu orang tua pada anak, misalnya awal pacaran, atau cinta pertama, pertama kali pegangan tangan, dll. Ini bisa membangun rasa percaya anak pada orang tua, membuat anak merasakan diberikan kepercayaan anda padanya. Dan sembari kalian menceritakan, kalian bisa sambil menyelipkan nasihat-nasihat kepada anak. Ini cenderung berhasil dan lebih muda di ingat dan dipahami oleh anak.