Suku mentawai adalah salah satu suku yang ada di Sumatera Barat, Indonesia. Suku ini masih memegang teguh sekali tradisi dan budaya yang diwariskan dari leluhur hingga sekarang. Orang – orang suku mentawai sangat dikenal dengan peramu handal yang dapat membuat ramuan ajaib untuk berbagai macam penyakit.
Sikerei adalah salah satu kemampuan dari suku mentawai yang merupakan kekuatan untuk berkomunikasi dengan leluhur dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Ada 4 marga besar yang mendominasi di suku mentawai, antara lain Samakalek, Samoilanggan, Taporuk, dan juga Saimpunuk.
Kali ini kita akan jalan – jalan melihat suku mentawai si peramu handal yang dilansir dari instagram seorang travel blogger bernama Ashari Yudha di instagramnya.
“Kalau kamu berminat, saya akan menunjukkan bagaimana kami membuat satu ramuan ampuh untuk membantu kami berburu.” ujar Aman.
“Ramuan? Apakah berburu harus menggunakan ramuan?” saya balik bertanya.
“Ya, karena ramuan ini mempunyai efek manjur yang membantu kami untuk mendapatkan buruan kami.”.
Lalu, Aman berjalan ke arah kebun yang berada tepat di depan rumahnya. Terlihat ia sedang memetik beberapa buah cabai dan alang-alang. Tak lama, Aman kembali ke dalam rumah.
“Kami hanya butuh cabe, tuba, dan dagek untuk membuat ramuan. Pernah dengar?” tanya Aman.
“Kalau cabe sih tau Aman. Tapi kalau tuba dan dagek itu apa Aman?”.
“Tuba itu, ya seperti peribahasa air susu dibalas air tuba. Memang benar ada tumbuhan tuba. Kalau dagek itu sejenis alang-alang yang tumbuh disekitar sini. Saya juga tidak tahu bahasa Indonesianya apa” jawab Aman sambil tertawa.
Dengan sigap, Aman lalu mengambil ulekan dan mengulek semua bahan yang sudah diambil tadi. Bahan tersebut dihaluskan hingga mengeluarkan air, dan air ramuan itulah yang akan dioleskan ke mata panah untuk berburu.
“Ramuan ini akan memberikan efek yang ampuh. Nah, inilah yang biasa Sikerei lakukan, membuat ramuan” lanjut Aman.
Saya jujur senang sekali saat Aman menceritakan kegiatannya sehari-hari. Bagaimana ia gigih berburu demi keluarga, dan juga sabar menjaga tradisi ramuan tradisional yang mungkin sudah banyak alternatifnya di luar sana. Salut banget, Aman!