Simpah Keluhan dalam Hati dan Jadikan Pembelajaran

Jadi begini. Naik gunung itu capek, semua orang tau. Walaupun belum pernah, orang awam pun tau. Tapi, tidak perlu lah kau umbarkan itu ke semua orang, ke media sosial. Biar apa kau ceritakan? Biar dianggap hebat? Biar orang tau perjuanganmu?

Segala sesuatu yang kita jalani di hidup, proses yang kita alami tidak perlu diketahui oleh semua orang. Biarkanlah menjadi cerita kita. Namun apabila menginspirasi, tidak masalah membagikan ke orang lain. Tapi yang pasti, jangan pernah keluhkan kesusahanmu dan mengumbarnya terutama di sosial media.

Apalagi soal keluhan. Kau mengeluh lemah letih lesu lunglai kedinginan kepanasan kulit mengelupas belang bibir pecah pecah gatal gatal kudis kurap nanjak tiada ampun jalur yang terjal jalur tanpa ampun bla bla bla. Sekarang aku tanya, adakah surat perintah yang datang ke rumahmu untuk mewajibkanmu mendaki?

It’s your choice!!! Sebarkan saja yang baik2 dan indah, segala keluhan cukuplah kau simpan sebagai bukti bahwa kau sangat berhagra, minimal untuk dirimu sendiri. Yang berharga tidak selalu bisa dijaga. Karena dalam beberapa kondisi, yang tidak berharga sama sekali akan berganti menjadi sangat berharga, dan menggantikan posisi yang sebelumnya selalu berharga dan selalu dijaga. Kamu itu bukan selalu segalanya, bahkan untuk orang yang paling mencintaimu sekalipun saat ini. Jadi, jangan terlalu banyak menuntut, dan cintai sewajarnya.

Mungkin suasana rumah kemarin lebih hangat dari biasanya, mungkin masakan Mama Ang lebih enak dari biasanya, atau mungkin aku lebih sensitif dari biasanya. Aku sudah ratusan kali pulang dan pergi dari rumah, tapi belum pernah sesedih ini.

Ramai yang tiba2 sepi, bukan hal baru buatku. Sendirian, adalah hal lumrah di hidupku. Tapi tidak sama halnya dengan kali ini. Rasa kosong yang menyergap tiba2, membuatku nelangsa dan beranggapan bahwa aku ini gadis paling menyedihkan di muka bumi ini, karena 65% keseharianku aku lewati dengan sendirian, tanpa keluargaku. Padahal ini rutinitas yang biasa selama bertahun – tahun. Cengeng memang, tapi tidak apa. Manusiawi.